Cerita Rakyat Sulawesi Selatan, Kisah La Sallomo, Cendekiawan Bijak dari Sidenreng Melawan Raja Bone

- Jumat, 25 November 2022 | 13:15 WIB
Ilustrasi penduduk masa lampau, cerita rakyat Sulawesi Selatan, kisah La Sallomo. (sci.news)
Ilustrasi penduduk masa lampau, cerita rakyat Sulawesi Selatan, kisah La Sallomo. (sci.news)

Nusantara62 - Ini cerita rakyat Sulawesi Selatan, kisah La Sallomo, cendekiawan bijak dari Sidenreng melawan Raja Bone dengan kepintarannya.

Cerita rakyat Sulawesi Selatan, kisah La Sallomo dikutip Nusantara62 dari buku Cerita Rakyat Sulawesi Selatan yang diterbitkan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976).

Berikut cerita rakyat Sulawesi Selatan, kisah La Sallomo:

Baca Juga: Cerita Rakyat Aceh, Belalang yang Dijadikan Suami, Hidupnya Berakhir Tragis

Pada suatu ketika, terbetiklah berita bahwa Addatuang Sidenreng akan mengadakan suatu pesta perkawinan.

Berita saat dan acara-acara pesta tersebut telah tersiar kemana-mana, juga telah didengar oleh Raja Bone, bahwa Addatuang Sidenreng akan melaksanakan suatu pesta perkawinan.

Rupanya ada kalangan tertentu di Bone yang hendak menggagalkan dan mencari muslihat untuk mengalahkan Sidenreng.

Baca Juga: Adoman, Cerita Rakyat Aceh tentang Bhakti Anak yang Mirip Monyet kepada Orangtua

Demikianlah suatu ketika telah diperintahkan pesuruh terpercaya dari Raja Bone (pakke) untuk mengantarkan sesuatu kepada Raja Sidenreng. (Gelar pakke adalah seorang pesuruh Raja yang di perintahkan membawa seekor burung gereja).

Lalu pesuruh itu membawa burung gereja menghadap Raja Sidenreng katanya "Konon kabarnya Addatuang Sidenreng akan mengadakan suatu pesta perkawinan, oleh karena itu Raja Bone telah memerintahkan hamba membawa lauk pauk guna makanan pada pesta perkawinan itu, maksudnya untuk dimakan pada hari itu juga, akan tetapi jikalau lauknya yang seekor itu ditambah dengan lauk pauk lain, maka ia akan menyerang Sidenreng.

Raja Bone minta jadi makanan hanya burung yang seekor itu.

Baca Juga: Cerita Rakyat Betawi, Kisah Tragis Si Manis Jembatan Ancol

Dengan permintaan itu semua anggota Persekutuan Tujuh daerah Massenrengpulu menjadi susah, karena menurut mereka, sehari semalam telah disembelih tujuh ekor kerbau, juga belum cukup, apalagi dengan seekor burung gereja yang kecil itu saja, sedang dimakan seorang pun tak cukup.

Kebetulan pada waktu itu ada seorang yang bernama La Sallomo (barangkali itulah yang kita kenal sekarang dengan gelar Nene' Mallomo).

Halaman:

Editor: Y Fernando Hamonangan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kapal induk China berlayar melalui Selat Taiwan

Senin, 29 Mei 2023 | 08:00 WIB

Rusia belum mulai 'bertindak serius' di Ukraina

Senin, 29 Mei 2023 | 06:32 WIB
X