Nusantara62 - Ini Cerita rakyat Yogyakarta, Kisah Putri Pembayun. Kerajaan Mataram mengalahkan Mangir tanpa perang. Strategi kemenangan libatkan putri raja.
Cerita rakyat Yogyakarta, Kisah Putri Pembayun dikutip Nusantara62 dari tulisan Dhanu Priyo Prabowo di buku Antologi Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta terbitan Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional (2004).
Berikut cerita rakyat Yogyakarta, Kisah Putri Pembayun:
Baca Juga: Cara Jitu Menunjukkan Bahwa Kamu Mencintai Dia Dengan Perilaku
Balai Penghadapan Kerajaan Mataram hari itu terasa hangat.
Di ruangan megah itu Panembahan Senapati, Raja Mataram, sedang dihadap oleh para punggawanya.
Di samping Patih Kerajaan, tampak pula Ki Juru Mertani, Pangeran Jolang serta Pangeran Alap-Alap.
Baca Juga: ini Dia 8 Ciri Wanita Baik, Apakah Kamu Ada diantaranya?
Mereka bersama sedang membicarakan Ki Ageng Mangir di Wanabaya.
"Paman Juru Mertani! Saya merasakan bahwa kekuasaan Mataram sampai saat ini masih menemui masalah."
"Kalau boleh Paman mengetahui, masalah apakah itu, Nak Mas?" tanya Ki Juru Mertani atau juga sering dipanggil Ki Mandaraka.
Baca Juga: Asal Usul Orang Batak, Penelusuran DNA, Ternyata dari Afrika
"Paman mengetahui kalau Mangir masih menolak tunduk di bawah kekuasaan Mataram. Beberapa kali serangan Mataram dapat ditaklukkannya dengan mudah. Bukankah ini persoalan besar bagi kita."
"Paduka benar. Ki Ageng Mangir memang sangat sakti. Pengalaman dan usia telah mengajarkan kepada Mangir untuk mengalahkan musuh-musuhnya, terrnasuk Mataram. Di samping itu, ia juga memiliki tombak sakti bernama Kiai Baruklinting.”
Artikel Terkait
Cerita Rakyat Sumatera Utara, Dongeng Terjadinya Dua Danau di Lintong ni Huta, Sakit Hati Sang Adik
Cerita Rakyat Maluku Utara, Legenda Terjadinya Gunung Dukono, Kisah Nenek Tolori Tertimbun Abu
Cerita Rakyat Sulawesi Utara, Legenda Terbentuknya Danau Tondano, Sumpah Membawa Petaka
Cerita Rakyat Kalimantan Timur, Legenda Genting dan Gentas, Janda yang Relakan Dua Anaknya Jadi Tumbal
Cerita Rakyat Sumatera Utara, Kisah Si Boru Naitang, Aib Memilukan di Pulau Samosir