Nusantara62 - Ini lanjutan Cerita rakyat Yogyakarta, Kisah Putri Pembayun. Kerajaan Mataram mengalahkan Mangir tanpa perang. Strategi kemenangan libatkan putri raja.
Cerita rakyat Yogyakarta, Kisah Putri Pembayun dikutip Nusantara62 dari tulisan Dhanu Priyo Prabowo di buku Antologi Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta terbitan Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional (2004).
Berikut cerita rakyat Yogyakarta, Kisah Putri Pembayun, bagian 6:
Baca Juga: Gelombang Laut Berubah Kotak, Pertanda Apa?
Matanya merah. Nafasnya tersengal menahan amarah. Ia sama sekali tidak menyangka kalau istrinya ternyata anak dari musuh besamya.
"Apakah engkau sengaja ingin menjebakku, Nyai? Kalau demikian, sungguh tidak berbudi Senapati di Mataram itu. Tega mengorbankan anaknya demi kekuasaan."
"Maafkan, aku Ki. Namun, apa pun yang terjadi Ki Ageng adalah suami yang sangat kucintai. Buktinya, bayi yang ada di dalam kandunganku ini aku rawat dengan baik. Tiap saat aku berdoa pada Tuhan semoga bayi yang kukandung ini akan menjadi manusia yang hebat seperti ayahnya."
Baca Juga: Asal Usul Orang Batak, Penelusuran DNA, Ternyata dari Afrika
"Apakah kata-katamu itu dapat kupakai sebagai bukti kalau kau tidak ingin menjebakku?"
Dengan segala daya upaya Nyai Ageng Mangir yang sebenamya Putri Pembayun itu berusaha meyakinkan dan meluluhkan amarah suarninya. Sedikit demi sedikit, akhirnya Ki Ageng Mangir reda amarahnya.
Bahkan, ia akhirnya sudi mengantarkan istrinya menghadap orang tuanya di istana Mataram.
Baca Juga: Para Ahli Membuka Tabir DNA Beethoven, Singkap Misteri Dibaliknya
"Baiklah, Nyai! Aku akan mengantarmu menghadap orang tuamu."
"Saya sangat senang mendengar kata-kata Ki Ageng."
Artikel Terkait
Adoman, Cerita Rakyat Aceh tentang Bhakti Anak yang Mirip Monyet kepada Orangtua
Cerita Rakyat Aceh, Imo, Anak yang Dibuang Orangtuanya ke Hutan karena Dianggap Sial
Cerita Rakyat Aceh, Dongeng Si Hitam Pekat, dari Melarat Menjadi Raja
Cerita Rakyat Kalimantan Timur, Asal Mula Pulau Yupa dan Tenggarong, Kekecewaan Si Sulung
Cerita Rakyat Sumatera Utara, Kisah Si Boru Naitang, Aib Memilukan di Pulau Samosir