nusantara62.com - Kepala CIA, Sergey Naryshkin, mengungkapkan bahwa Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) menjaga kontak dengan CIA dalam wawancara dengan majalah Rusia 'National Defense' pekan lalu.
Dia menyatakan bahwa komunikasi semacam itu membantu mengurangi ketegangan yang tidak perlu, bahkan ketika ketidakpastian semakin meningkat mengenai hasil kebuntuan geopolitik antara Rusia dan Barat.
Naryshkin menekankan bahwa meskipun konsultasi antara SVR dan CIA jarang terjadi, hal ini merupakan bagian dari proses rutin, yang menunjukkan bahwa komunikasi langsung antara kedua badan intelijen tersebut masih ada dan dapat diaktifkan kembali jika diperlukan.
Baca Juga: Transformasi Digital Jadi Kunci BRI Layani Semua Lapisan Masyarakat
Sergey Naryshkin, kepala intelijen Rusia, menyoroti pentingnya dialog profesional dalam mengurangi ketegangan internasional dan mencegah kesalahpahaman antar negara.
Dia tidak membeberkan frekuensi komunikasi kedua lembaga tersebut. Naryshkin diketahui bertemu dengan rekannya dari Amerika, William Burns, pada November 2022 di Ankara, Turki.
Gedung Putih menyatakan bahwa diskusi tersebut berfokus pada potensi konsekuensi penggunaan senjata nuklir, dan menekankan bahwa Burns tidak membahas resolusi perang di Ukraina pada saat itu.
Baca Juga: Obyek Yang Muncul di Benak Anda Ungkap Ketakutan yang Anda Miliki
Pada bulan Februari tahun ini, Burns menyebut diskusinya dengan para pejabat Rusia sebagai hal yang "mengecewakan" dan menuduh kepala intelijen Rusia "sangat menantang", menunjukkan "kesombongan dan keangkuhan".
Dalam wawancaranya dengan majalah 'Pertahanan Nasional', Naryshkin menyatakan bahwa ia hanya menguraikan kepentingan geopolitik Rusia di Ukraina kepada mitranya dari AS. "Saya tidak mengatakan apa pun lebih dari itu," tambahnya.
Ketua SVR berpendapat bahwa Burns mungkin memandang tekad Rusia untuk mencapai tujuan kampanye militernya di Ukraina sebagai sesuatu yang “menantang”.
Baca Juga: Kisah Dewi Wasowati, Legenda Rakyat Jawa Timur, Melihat Langsung Pohon Ajaib, 12 Habis
Para pejabat AS masih “gagal menghindari penggunaan ideologi klise” bahkan dalam “diskusi yang bersifat bisnis,” kata kepala mata-mata tersebut.
Ia juga mengakui bahwa Rusia masih memandang AS sebagai “musuh geopolitik paling berbahaya dan tanpa kompromi.”
Artikel Terkait
Kisah Dewi Wasowati, Legenda Rakyat Jawa Timur, Resi Kano Menghilang dari Tempat Bertapa, Bagian 8
Kisah Dewi Wasowati, Legenda Rakyat Jawa Timur, Berubah Menjadi Naga Raksasa, Bagian 9
Kisah Dewi Wasowati, Legenda Rakyat Jawa Timur, Menerima Kembang Wijaya Kusuma, Bagian 10
Kisah Dewi Wasowati, Legenda Rakyat Jawa Timur, Kembang Wijaya Kusuma Hilang, Bagian 11
Siapa Saja Pahlawan Baru Marvel di The Kang Dynasty dan Secret Wars?